Membicarakan prihal budaya cakupannya akan sangat luas,
karena budaya berhubungan dengan kebiasaan, adat, dan suatu yang di anggap
penting oleh sekelompok masyarakat budaya sendiri, memiliki proses pembentukan
contoh nya asimilasi budaya.
Proses asimilasi budaya dapat terjadi apabila :
1. ada beberapa kelompok dengan kebudayaan berbeda yang
tinggal disuatu wilayah yang sam.
2. beberapa kelompok yang berbeda budaya tersebut, melakukan
interaksi dalam waktu yang lama dan cukup intesif.
3. masing masing budaya memiliki kemungkinan untuk
menyesuaikan diri, dalam arti dapat membuka diri dalam kebudayaan baru.
Ada beberapa faktor yang membuat proses percampuran
budaya tersebut lebih mudah, yaitu :
- masing masing anggota kelompok yang berbeda budaya
memiliki toleransi terhadap budaya orang lain.
- masing masing kelompok memiliki kesempatan yang sama
untuk menikmati kelayakan kehidupan secara finansial.
- terjadinya pernikahan antara dua kelompok berbeda
budaya.
Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan, karya serta hasil
karya manusia yang dicapai melalui ‘belajar’. Kebudayaan juga merupakan hasil
adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Sebagai hasil belajar dan beradaptasi,
kebudayaan akan terus berubah mengikuti perkembangan jaman. Dari nilai-nilai
kebudayaan yang berkembang tersebut terdapat unsur-unsur yang yang berkembang
secara cepat, adapula yang berkembang secara lambat, menjadi tradisi.
Kebudayaan tradisional meskipun berkembang namun tetap mempertahankan karakter
intinya yang diturunkan antar generasi. Kebudayaan yang mentradisi menjadi
karakter kuat suatu masyarakat pada tempat tertentu, salah satunya akan
terlihat pada artefaknya, arsitektur tradisional.
Perubahan Kebudayaan
Budaya sebagai sebuah sistem tidak pernah berhenti tetapi
mengalami perubahan dan perkembangan, baik karena dorongan-dorongan dari dalam
maupun dari luar sistem tersebut. Perubahan ini logis terjadi karena aspek
proses adaptasi dan belajar manusia sehingga selalu menuju pada tataran serta
tuntutan yang lebih baik. Dengan perubahan tersebut waktu dalam arti masa dan
kesejarahan menjadi faktor yang perlu diperhitungkan.
Dalam perkembangannya, akibat perpindahan atau hubungan antar masyarakat dalam
berbagai
kegiatan, persinggungan bahkan percampuran antara kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lain tidak akan terhindarkan. Proses pertemuan dua kebudayaan yang berbeda menyebabkan terjadinya akulturasi dan asimilasi (Poerwanto, 1997). Akulturasi terjadi ketika kelompok-kelompok individu yang memiliki kebudayaan yang saling berbeda berhubungan langsung dan intensif sehingga kemudian menyebabkan perubahan pola kebudayaan pada salah satu atau kedua kebudayaan tersebut (Syam, 2005). Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan pengkayaan suatu kebudayaan tanpa merubah ciri awal kebudayaan tersebut. Asimilasi adalah proses peleburan kebudayaan dimana satu kebudayaan dapat menerima nilai-nilai kebudayaan yang lain dan menjadikannya bagian dari perkembangan kebudayaannya (Park dan Burgess dalam Poerwanto, 1997).
Rapoport (1994) menyebut akulturasi ini sebagai salah satu bentuk kebudayaan berkelanjutan (Cultural Sustainability) yang merupakan upaya suatu kebudayaan agar dapat bertahan. walaupun suatu kebudayaan pasti berubah, yang diharapkan adalah sebuah perkembangan, dengan tetap mempertahankan karakter dari kebudayaan tersebut. Perubahan lebih merupakan adaptasi terhadap tuntutan dan tatangan baru agar kebudayaan tersebut dapat tetap hidup. Dengan demikian ada bagian-bagian yang tetap eksis dan menjadi ciri kuat dari kebudayaan tersebut serta ada bagian-bagian yang berubah menyesuaikan perkembangan jaman (continuity and change). Unsur-unsur yang tetap dipertahankan dan diturunkan antar generasi menjadi tradisi kebudayaan
kegiatan, persinggungan bahkan percampuran antara kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lain tidak akan terhindarkan. Proses pertemuan dua kebudayaan yang berbeda menyebabkan terjadinya akulturasi dan asimilasi (Poerwanto, 1997). Akulturasi terjadi ketika kelompok-kelompok individu yang memiliki kebudayaan yang saling berbeda berhubungan langsung dan intensif sehingga kemudian menyebabkan perubahan pola kebudayaan pada salah satu atau kedua kebudayaan tersebut (Syam, 2005). Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan pengkayaan suatu kebudayaan tanpa merubah ciri awal kebudayaan tersebut. Asimilasi adalah proses peleburan kebudayaan dimana satu kebudayaan dapat menerima nilai-nilai kebudayaan yang lain dan menjadikannya bagian dari perkembangan kebudayaannya (Park dan Burgess dalam Poerwanto, 1997).
Rapoport (1994) menyebut akulturasi ini sebagai salah satu bentuk kebudayaan berkelanjutan (Cultural Sustainability) yang merupakan upaya suatu kebudayaan agar dapat bertahan. walaupun suatu kebudayaan pasti berubah, yang diharapkan adalah sebuah perkembangan, dengan tetap mempertahankan karakter dari kebudayaan tersebut. Perubahan lebih merupakan adaptasi terhadap tuntutan dan tatangan baru agar kebudayaan tersebut dapat tetap hidup. Dengan demikian ada bagian-bagian yang tetap eksis dan menjadi ciri kuat dari kebudayaan tersebut serta ada bagian-bagian yang berubah menyesuaikan perkembangan jaman (continuity and change). Unsur-unsur yang tetap dipertahankan dan diturunkan antar generasi menjadi tradisi kebudayaan
.
Percampuran Budaya di masyarakat juga berdampak negatif
karena adanya percampuran budaya yang terkadang menjadi sulit untuk mengetahui
penduduk asli dan kebudayaan asli.Keasliannyapun menjadi tidak original karena
sudah ada nya percampuran budaya.
Sisi Positif Dari Percampuran Budaya di masyarakat adalah
antara budaya yang berbeda bisa saling memahami dan belajar untuk mengerti
budaya masing-masing dan juga semakin menambah keanekaragaman budaya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar